A.
Identitas Buku
Judul :
Novel Kurir-Kurir Kemerdekaan
(Kisah Nyata Para Pemuda Pembawa Berita Proklamasi
1945)
Pengarang : Hardjana HP dan Djoko Dwinanto
Penerbit : PT. (Persero) Penerbitan dan
Percetakan Balai Pustaka
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2001
Cetakan : Keempat
Tebal buku : 175 halaman
A.
Pengantar Isi
Karya sastrawan
Hardjana HP dan Djoko Dwinanto ini merupakan kisah serombongan pelajar SMP yang
bertugas menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan ke pelosok-pelosok di daerah
Sumatra. Novel ini merupakan kisah nyata yang dikisahkan oleh Gatot Iskandar,
Zakaria Idris dan Suroso.
B.
Inti Sari
Ketika
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945,
hubungan komunikasi antara Jakarta dengan daerah masih sangat sulit. Peralatan
semacam radio, telefon serta telegram masih terbatas jumlahnya. Hanya kota-kota
besar saja yang memiliki alat-alat semacam itu.
Dengan demikian,
proklamasi yang dikumandangkan di Jakarta itu terlambat diketahui oleh penduduk
di daerah. Bahkan setelah berbulan-bulan, masih banyak wilayah yang belum
mendengar bahwa Indonesia sudah merdeka.
Oleh karena itu,
Pemerintah lalu menggunakan cara-cara khusus untuk penyebarluasan berita
Proklamasi Kemerdekaan ini. Salah satunya ialah dengan cara mengutus
orang-orang tertentu, pelajar, pemuda atau para pejuang untuk menyebar ke
pulau-pulau di luar Jawa.
Pada masa itu
peralatan angkutan untuk bepergian juga masih sulit. Kendaraan umum seperti
bis, kereta api, kapal laut, boleh dianggap langka. Apalagi kapal terbang dan
mobil. Kalaupun ada umumnya tanpa jadwal yang pasti. Apalagi di daerah luar
Jawa. Belum lagi kondisi atau keadaan jalan yang rusak. Kendaraan seperti atau
truk adalah barang yang sudah tua, sehingga kekuatannya menyangsikan.
Buku Kurir-Kurir Kemerdekaan ini mengisahkan
perjalanan beberapa pelajar yang mendapat tugas seperti disebutkan di atas, yakni
menyebarluaskan berita Proklamasi ke Pulau Sumatra sampai ke Aceh, ujung paling
utara atau pintu gerbang Indonesia sebelah berat.
Para pelajar itu
baru duduk di tingkat SMP ata SMA, demikian pula pemuda-pemuda lain yang juga
mendapat tugas itu, sehingga boleh disebut sebagai pemuda remaja yng belum
banyak pengalaman. Kendati demikian, ketika ditunjuk oleh Pemerintah, para
remaja ini tak pernah menolak. Mungkin terbawa oleh situasi lingkungan, dimana
waktu itu rakyat Indonesia memang sedang berjuang mengusir penjajah. Sehingga
mereka itu pun memiliki tekad dan keberanian seperti kakak-kakaknya para
pejuang yang lain. Bahkan mereka sudah memiliki perasaan malu apabila tak ikut
ambil baguan dalam perjuangan di tanah air ini.
Dengan tekad dan
keberanian itu mereka berangkat menjalankan tugas. Sebuah perjalanan panjang
yang membawa pengalaman baru, terekam dalam buku ini, yang didalamnya akan kita
temukan berbagai masalahseperti persahabatan yang tulus, cintah-kasih,
kegotong-royongan, hal-hal yang lucu dan mengharukan, licik, tapi juga sesuatu
yang mendorong timbulnya semangat patriotisme.
Cerita ini
merupakan kisah nyata, yang dituturkan oleh para tokoh-tokoh atau pelakunya
sendiri dengan jujur dan apa adanya. Hampir semua tokoh cerita ini sekarang
masih hidup, meraih karir yang cukup baik, menduduki jabatan tinggi, bahkan ada
yang memiliki reputasi nasional. Mungkin semuanya itu dapat diraih karena
mereka semenjak kecil sudah terbiasa dengan perjuangan yang tak kenal menyerah,
ulet dan selalu optimis.
C.
Meresensi Buku
a.
Kelemahan buku
·
Isi : Isi
gambar yang disajikan kurang menarik karena gambar tidak
berwarna,sehingga
pembaca kurang tertarik untuk mengamati gambar yang disajikan di dalam buku
ini.
b.
Kelebihan buku
· Fisik : Sampul
buku bewarna dan terdapat gambar yang bertemakan tentang
perjuangan kemerdekaan.
· Bahasa :
Mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang tidak terlalu baku.
· Isi : Kisah
perjalanan beberapa
pelajar yang mendapat tugas
menyebarluaskan
berita Proklamasi ke Pulau Sumatra sampai ke Aceh, ujung paling utara atau
pintu gerbang Indonesia sebelah berat.
· Ejaan : Menggunakan ejaan yang telah
disempurnakan
D. Penutup
Kesimpulan
Buku ini
dapat dibaca oleh kalangan apa saja . Karena di dalam buku itu mengisahkan perjalanan beberapa pelajar yang mendapat tugas menyebarluaskan
berita Proklamasi ke Pulau Sumatra sampai ke Aceh, ujung paling utara atau
pintu gerbang Indonesia sebelah berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar