Jumat, 01 November 2013

Resensi Novel Kurir-Kurir Kemerdekaan




A.      Identitas Buku
Judul               : Novel Kurir-Kurir Kemerdekaan
 (Kisah Nyata Para Pemuda Pembawa Berita Proklamasi 1945)
Pengarang       : Hardjana HP dan Djoko Dwinanto
Penerbit          : PT. (Persero) Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka
Tempat terbit   : Jakarta
Tahun terbit     : 2001
Cetakan          : Keempat
Tebal buku      : 175 halaman
 


A.      Pengantar Isi
Karya sastrawan Hardjana HP dan Djoko Dwinanto ini merupakan kisah serombongan pelajar SMP yang bertugas menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan ke pelosok-pelosok di daerah Sumatra. Novel ini merupakan kisah nyata yang dikisahkan oleh Gatot Iskandar, Zakaria Idris dan Suroso.

B.        Inti Sari
Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, hubungan komunikasi antara Jakarta dengan daerah masih sangat sulit. Peralatan semacam radio, telefon serta telegram masih terbatas jumlahnya. Hanya kota-kota besar saja yang memiliki alat-alat semacam itu.
Dengan demikian, proklamasi yang dikumandangkan di Jakarta itu terlambat diketahui oleh penduduk di daerah. Bahkan setelah berbulan-bulan, masih banyak wilayah yang belum mendengar bahwa Indonesia sudah merdeka.
Oleh karena itu, Pemerintah lalu menggunakan cara-cara khusus untuk penyebarluasan berita Proklamasi Kemerdekaan ini. Salah satunya ialah dengan cara mengutus orang-orang tertentu, pelajar, pemuda atau para pejuang untuk menyebar ke pulau-pulau di luar Jawa.
Pada masa itu peralatan angkutan untuk bepergian juga masih sulit. Kendaraan umum seperti bis, kereta api, kapal laut, boleh dianggap langka. Apalagi kapal terbang dan mobil. Kalaupun ada umumnya tanpa jadwal yang pasti. Apalagi di daerah luar Jawa. Belum lagi kondisi atau keadaan jalan yang rusak. Kendaraan seperti atau truk adalah barang yang sudah tua, sehingga kekuatannya menyangsikan.
Buku Kurir-Kurir Kemerdekaan ini mengisahkan perjalanan beberapa pelajar yang mendapat tugas seperti disebutkan di atas, yakni menyebarluaskan berita Proklamasi ke Pulau Sumatra sampai ke Aceh, ujung paling utara atau pintu gerbang Indonesia sebelah berat.
Para pelajar itu baru duduk di tingkat SMP ata SMA, demikian pula pemuda-pemuda lain yang juga mendapat tugas itu, sehingga boleh disebut sebagai pemuda remaja yng belum banyak pengalaman. Kendati demikian, ketika ditunjuk oleh Pemerintah, para remaja ini tak pernah menolak. Mungkin terbawa oleh situasi lingkungan, dimana waktu itu rakyat Indonesia memang sedang berjuang mengusir penjajah. Sehingga mereka itu pun memiliki tekad dan keberanian seperti kakak-kakaknya para pejuang yang lain. Bahkan mereka sudah memiliki perasaan malu apabila tak ikut ambil baguan dalam perjuangan di tanah air ini.
Dengan tekad dan keberanian itu mereka berangkat menjalankan tugas. Sebuah perjalanan panjang yang membawa pengalaman baru, terekam dalam buku ini, yang didalamnya akan kita temukan berbagai masalahseperti persahabatan yang tulus, cintah-kasih, kegotong-royongan, hal-hal yang lucu dan mengharukan, licik, tapi juga sesuatu yang mendorong timbulnya semangat patriotisme.
Cerita ini merupakan kisah nyata, yang dituturkan oleh para tokoh-tokoh atau pelakunya sendiri dengan jujur dan apa adanya. Hampir semua tokoh cerita ini sekarang masih hidup, meraih karir yang cukup baik, menduduki jabatan tinggi, bahkan ada yang memiliki reputasi nasional. Mungkin semuanya itu dapat diraih karena mereka semenjak kecil sudah terbiasa dengan perjuangan yang tak kenal menyerah, ulet dan selalu optimis.

C.      Meresensi Buku
a.    Kelemahan buku
·      Isi    : Isi gambar yang disajikan kurang menarik karena gambar tidak
berwarna,sehingga pembaca kurang tertarik untuk mengamati gambar yang disajikan di dalam buku ini.
b.    Kelebihan buku
·      Fisik       : Sampul buku bewarna dan terdapat gambar yang bertemakan tentang
perjuangan kemerdekaan.
·      Bahasa   : Mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang tidak terlalu baku.
·      Isi          : Kisah perjalanan beberapa pelajar yang mendapat tugas
menyebarluaskan berita Proklamasi ke Pulau Sumatra sampai ke Aceh, ujung paling utara atau pintu gerbang Indonesia sebelah berat.
·      Ejaan     : Menggunakan ejaan yang telah disempurnakan

D.      Penutup
Kesimpulan
Buku ini dapat dibaca oleh kalangan apa saja . Karena di dalam buku itu mengisahkan perjalanan beberapa pelajar yang mendapat tugas menyebarluaskan berita Proklamasi ke Pulau Sumatra sampai ke Aceh, ujung paling utara atau pintu gerbang Indonesia sebelah berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar